Judulnya Ini #1
Terperangkap, sulit untuk bernafas.
Seperti sesuatu yang kiranya menakutkan untuk diselami.
Malam panjang, pagi yang cepat.
Semuanya dituntun untuk pelan-pelan.
Satu persatu, potongan puzzlenya hilang.
Mungkin, tidak sengaja.
Diacak-acak, kesana kemari.
Lautan lepas, beban berat.
Rasa lelah, letih.
Kita percaya bahwa Ia dekat.
Namun, kenapa masih saja tetap terasa ganjal?
Terlihat kejam, perih.
Orang itu duduk ditepi ujung jembatan.
Meratapi sisa-sisa kehidupan.
Terjerembab arus, matanya sembab. Memilukan—
Yang terlihat, sepintas ataupun tidak segalanya memiliki pelajaran.
Mungkin, kita sendiri yang tidak sadar.
Tuhan menciptakannya dengan teliti, baik, dan tidak ada yang terlewat.
Perasaan yang Tuhan ciptakan kadang membuat manusia hilang arah.
Menginginkan, mengharapkan, dan mendambakan apa saja.
Semuanya sama, tergantung manusia nya atau tergantung takdir?
Kadang menunggu roda kehidupan, tidak sabaran.
Atau jangan-jangan kita yang kurang bersyukur?
Hai, bisakah dirimu mengalir seperti air?
Teduh seperti pepohonan yang rimbun?
Malam ini kamu menangis, semoga paginya lebih baik
Kehebatan bukan sebagai tolak ukur seseorang dalam kehidupan.
Seperti arus lautan, gelombang dan para nelayan dengan pilau-pilau yang menjelang malam selalu ia kaitkan di dermaga.
Akar yang kokoh, buah yang manis, bunga yang harum.
*Seseorang duduk dengan kain coklat di tepi pantai, ia mengajak ombak bercerita tentang kehidupan.
Suaranya tenggelam karena derunya
Ia terdiam, membiarkan angin laut membasuh wajah dan menggerakkan rambut hitamnya. Bola matanya seperti kelereng coklat, matanya menyipit melihat apa saja karena silaunya bumantara, walaupun tertutup awan.
Tidak apa, selama apapun yang kamu butuhkan membuatmu lebih baik, itu baik.
Tidak apa, memikirkan hal-hal yang demikian itu wajar.
Tidak apa, jangan terlalu sering menancapkan duri.
Semuanya tidak apa-apa, karena nanti akan terbiasa. Mengalir seperti air, lembut seperti angin.
Tidak apa.
Kamu yang terperangkap, lekas pulih.
Tuhan itu dekat.
Semoga kesusahan dan kegelisahan kamu lewati dengan penuh kesabaran.
Dariku, untukmu yang membaca ini.
Semoga bahagia, nantinya. Siapapun kamu.